PENDAHULUAN

>> Kamis, 26 Maret 2009

BAB I . PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kambing perah merupakan miniature (bentuk Kecil) dari sapi perah. Kedua ternak perah ini memiliki banyak persamaan, tetapi juga memiliki perbedaan yang menonjol. Seperti sapi perah, kambing perah dikembangkan dan diseleksi sejak zaman kuno untuk menghasilkan susu dalam jumlah banyak. Konformasi tubuh pada sapi perah, juga diinginkan pada kambing perah. Struktur kelenjar ambing alveoli, saluran susu, sinterva kelenjar, fungsi anatomi dan fungsi puting dalam memproduksi susu pada kambing perah sama dengan sapi. Penyebaran atau konversi pakan menjadi susu sama antara keduanya.
Kambing PE selain sebagai sumber Daging, kambing ini juga diternak untuk diambil susunya. Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mahal harganya. Saat ini harga susu kambing bisa mencapai Rp.10.000 sampai Rp.20.000 / liter, sedangkan susu sapi hanya Rp.3000 / liter. Produksi susu kabing PE berkisar 1 sampai 2 liter perhari (dengan manajemen dan pakan yang baik).
Pemberdayaan Peternak adalah salah satu bagian dari pengembangan Indonesia Menuju Swasembada Daging dan Susu. Guna menghidupkan potensi peternakan lokal masyarakat yang berbasis pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dhuafa, khususnya di pedesaan/perkotaan pinggiran. Maka perlunya adanya kemitraan yang ada di masyarakat.
Dari kenyataan yang ada saat ini, perkembangan permintaan terhadap Daging Kambing dan Susu Kambing dari tahun ke tahun semakin meningkat, sementara produksi Daging dan Susu Kambing yang dihasilkan tidak sebanyak jumlah permintaan. Artinya, jumlah permintaan Daging dan Susu Kambing masih jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah produksi Daging dan Susu yang dihasilkan para peternak Kambing.
Oleh karena itu, Kami menawarkan Rencana Pembuatan Mitra Peternakan Kambing Etawa di masyarakat. Melalui kegiatan ini, disamping meningkatkan kualitas kesejahteraan penanam modal dan masyarakat sebagai pengelola peternakan, juga anda akan membantu dalam mensukseskan setiap kegiatan dinas Peternakan.

B. GAMBARAN UMUM DAERAH

Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibukota Propinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena berbegai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah. Secara geografis wilayah Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur Timur dan antara 3’ dan 7 5’ Lintang Selatan. Batas sebelah utara Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan, sebelah Timur adalah Selat Madura dan sebelah Barat adalah Kabupaten Mojokerto.



Kabupaten Sidoarjo mempunyai wilayah yang relatif tidak luas bila dibandingkan dengan Kabupaten lain di Jawa Timur, yaitu : 63.438.534 Ha yang terdiri dari :
Kampung :

  1. Pemukiman : 14.768, 22 Ha
  2. Jasa Instansi : 1.582, 97 Ha
  3. Industri / Perusahaan : 1.625, 34 Ha
  4. Sawah :
  5. Sawah Irigasi Teknis : 27.388, 05 Ha
  6. Sawah Semi Teknis : 214,76 Ha
  7. Non PU : 304, 54 Ha

Luas lahan pertanian sawah menurut pengairannya daerah Krian Luas lahan sawah pengairan teknisnya adalah 1.472 Ha, luas pertanian sawah teknisnya adalah 22.992 Ha ( Tahun 2007 ) dan pengairan setengah teknisnya adalah 270 Ha ( Tahun 2007 ) Totalnya adalah 23.262 Ha ( Tahun 2007 ). Sedangkan Penggunaan tanah menurut kecamatannya, daerah Krian : Luas pekarangannya adalah 1.196 Ha dan 25 Ha untuk Tegal.
Topografi :
Wilayah Barat dengan ketinggian 10 – 25 meter dari permukaan laut merupakan daerah pertanian meliputi 29.20 %

Hidrologi :
Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu : Kali Surabaya, dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Brantas, yang berhulu di Kabupaten Malang.
Sidoarjo juga mempunyai potensi pertanian yang tinggi sekali yaitu dengan melihat perkembangan produksi pertanian tanaman pangan ( Selayang Pandang tentang Sidoarjo, 1996) :
  1. Produksi Padi ( GKG ) : 196.921, 20 Ton
  2. Produksi Jagung : 203, 30 Ton
  3. Produksi Ubi Kayu : 97.50 Ton
  4. Produksi Ubi Jalar : 252, 8 Ton
  5. Produksi Kedele : 1.649, 1 Ton
  6. Produksi Kacang Tanah : 4. 40 Ton
  7. Produksi Kacang Hijau : 252,9 Ton
  8. Produksi Sayuran : 61.408, 20 Ton
Berangkat dari pemikiran potensi lahan, limbah pertanian, maka Sarjana Membangun Desa (SMD) Kabupaten Sidoarjo ingin mengembangkan dan membina Kelompok Peternak Mitra Sejahtera, yaitu memulai :
  1. Usaha pemanfaatan potensi limbah pertanian dan membuat konsentrat untuk intesifikasi peternakan Kambing Etawa
  2. Membuat jaringan kemitraan kambing etawa dengan investor.
  3. Mengembangkan sistem managemen kambing etawa berbasic industri

C. MAKSUD DAN TUJUAN

  1. Membantu Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Kambing Potong dan Produksi Susu Kambing.
  2. Memanfaatkan sumber daya manusia dan potensi desa, limbah pertanian, lebih lanjut membuat Konsentrat untuk produksi kambing etawa
  3. Mengenalkan Kambing Etawa di Masyarakat.
  4. Membantu kemudahan perencanaan dan pelaksanaan program kemitraan di masyarakat.
  5. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
  6. Sebagai mediasi antara peternak besar dengan mitra peternakan, untuk menjalin hubungan dengan sejawat dalam meningkatkan nilai tambah bagi Sarjana Masuk Desa, Mengembangkan Teknologi Tepat Guna (TTG).
  7. Mendukung terbukanya jaringan pasar ternak sehingga membantu menghidupkan roda perekonomian masyarakat.
  8. Mengembangkan Ketrampilan Peternak

D. SASARAN
Sasaran dari program SMD adalah kalangan peternak kecil yang berada di daerah sekitar yang memiliki potensi berkembang dengan sistim kemitraan usaha. Peternak yang menjadi sasaran merupakan peternak yang memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
  1. Peternak Kecil.
  2. Peternak yang belum memiliki teknologi tepat guna.
  3. Memiliki kendala dalam segi pemodalan.
  4. peternak belum memiliki pasar yang kontinyu.

E. KELUARAN
Hasil yang di harapkan dengan adanya program SMD sebagai berikut :
  1. Bermanfaatnya potensi Sarjana Peternakan.
  2. Peternak memiliki sistim manajemen yang bagus.
  3. Peternak menerapkan teknologi tepat guna.
  4. Peningkatkan kesejahteraan peternak dan kelompok ternak.
  5. Peternak memiliki tempat penjualan produk yang kompetitif dan pasti.
  6. Meningkatkan produksi dari daging dan susu kambing
  7. Menjadi tempat riset dan Pembelajaran Sarjana Peternakan

0 komentar:

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP